Khelink Mantabs

Kata Khelink

AKAL untuk mencari ILMU - ILMU untuk menyempurnakan AKAL

Kamis, 21 Agustus 2008

BERJALAN KE TITIK NOL

(Ach masa sich…??? Ach iya donk…!!!)

Untuk memulai perjalanan ke titik nol, kita mulai dari angka yang paling tinggi terlebih dahulu, yaitu angka sembilan (9).

SEMBILAN : Angka sembilan bukan hanya sekedar angka tertinggi rupanya, nggak disangka pada tubuh kita pun ada sembilan lubang. Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!!
Dimana saja dia? Kita mulai dari yang paling atas…!!
Lubang telinga ada 2 (kiri dan kanan) ditambah lubang mata ada 2 (kiri dan kanan) menjadi 4. Kemudian turun sedikit ketemu lubang hidung ada 2 (kiri dan kanan) menjadi 6, turun sedikit lagi ada lubang mulut 1 buah (tepat ditengah), jumlahnya menjadi 7. Sisa 2 lubang lagi dimana yaa…?? Coba kita agak turun sedikit demi sedikit dari lubang mulut, mengelus dada, terus turun dan raba dengan penuh perasaan ke arah perut, terus turun…nah ketemu lubang pusar khan… !!! tapi itu udah dipotong sama bidan, jadi ketutup. Agak turun sejengkal lagi dari pusar….Nah ketemu deh…!! Di depan 1 lubang, di belakang 1 lubang. Jadi totalnya ada 9 lubang. Jaga masing-2 lubang tersebut, jangan sampai ada yang salah masuk. Khan salah kalo’ kita makan dari hidung.

DELAPAN : Angka delapan melambangkan perjuangan dan semangat yang tiada henti, tubuh kita pun terdiri dari delapan lapisan. Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!! Coba perhatikan dari yang terlihat aja dulu, yaitu : [1] bulu, [2] kulit, [3] urat, kemudian yang tak terlihat di bawah kulit ada [4] lemak, [5] darah, [6] daging, [7] tulang, dan [8] sum-sum. Nach kedelapan lapisan ini terus berputar-putar tiada henti, sesuai dengan siklus kehidupannya masing-masing.

TUJUH : Angka tujuh pun sering dianalogikan sebagai “angka keramat atau angka keberuntungan”, dan lebih mengarah pada hal-2 yang bersifat positif. Surat Al Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah pun terdiri dari 7 ayat, dan dinamakan pula As Sab'ul matsaany ( tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang. Pada tubuh kita pun ada tujuh anggota badan yang harus dibersihkan berulang-ulang. Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!! Coba kita perhatikan saat berwudhu : [1] membersihkan mulut (berkumur), [2] membersihkan hidung, [3] membersihkan muka (membersihkan mata), [4] membersihkan tangan, [5] membasuh rambut, [6] membersihkan telinga, dan [7] membersihkan kaki.

ENAM : Angka tujuh yang mewakili tujuh anggota badan tadi jika dihaluskan lagi menjadi enam (iman). Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!! Karena hanya yang mempunyai iman aja yang mau berwudhu dan apabila itu sering diulang-ulang maka akan menambah keimanan. Khan rukun iman ada 6 kata pak ustad…!!!

LIMA : Keimanan apabila di haluskan lagi maka dia akan menjadi lima (Islam). Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!! Setelah berwudhu dengan keimanan yang mantap untuk melaksanakan salah satu rukun islam, yaitu “sholat”. Khan rukun islam kata pak ustad “ada lima perkara”. Nah masing-masing perkara harus disidang supaya rukun. Gimana supaya rukun..?? ya itu tadi, kita harus mempunyai iman. Ke lima perkara tersebut sepertinya terpisah satu sama lain tapi pada kenyataannya merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling menjiwai. Seperti bulan, kelihatan oleh ilmu dia mengorbit hanya mengelilingi bumi, tapi pada kenyataannya bulan pun sedang mengelilingi matahari.

EMPAT : Lima apabila dihaluskan lagi maka akan menjadi empat. Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!! Tanya aja ama guru matematika, berapa lima dikurang satu? pasti dia jawab empat. Apabila kelima perkara tadi sudah rukun, damai dan tentram, maka jiwa pun menjadi tenang. Jiwa bisa tenang apabila tidak terganggu oleh empat nafsu yang kedudukannya berada pada empat zat. Zat api dipengaruhi nafsu marah dan sombong, zat angin dipengaruhi nafsu iri/dengki dan menghasut/fitnah, zat air dipengaruhi nafsu menguasai dan terakhir zat bumi dipengaruhi nafsu dendam.

TIGA : ke empat nafsu ini selalu menggoda dan mempengaruhi tiga yang ada dalam diri. Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!! Apaan yang tiga itu…? Nafsu akan terus mengoda dan mempengaruhi [1] Hidup (supaya tidak tenang), [2] Rasa (supaya nggak enak) dan [3] Ilmu (supaya sesat). “orang hidup sebenarnya mati, apabila tidak mempunyai rasa. Rasa sebenarnya buta apabila tidak dengan ilmu. Orang berilmu sebenarnya tidur apabila tidak mengamalkannya. Orang yang mengamalkan ilmu sebenarnya tertipu apabila tidak dengan ikhlasnya”.

DUA : Dari tiga yang ada dalam diri, kita selalu dihadapkan kepada dua pilihan. Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!! Terserah kita mau pilih mana? Enak apa nggak enak, Senang apa Tenang, kaya dan miskin, baik dan buruk, panas dan dingin, surga dan neraka, termasuk apakah kita ingin memilih dan tidak memilih. Karena Tuhan telah menciptakan segala sesuatunya dengan berpasang-pasangan.

SATU : Dari dua yang ada berpasang-pasangan sebenarnya dia hanya satu. Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!! Dari ciptaan yang berpasang-pasangan tadi maka kita bisa melihat kebesaran-Nya. Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa Dia Tuhan Yang Maha Esa. Kalau Tuhan ada dua, maka rusaklah alam semesta ini.

NOL : Bila kita melihat yang Satu, maka kita adalah nol. Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!! Tiada daya dan upaya hamba tanpa kuasa-Mu Ya Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi. Disinilah kita harus mengingat Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan kalimat tauhid “Laa ilaa ha illallaah”, tiada Tuhan selain Allah. Kita pun akhirnya tidak ada.

NULL : Null tidak sama dengan nol. Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!! Kalo nol sudah menjadi bilangan yang bernilai “nol”, tapi kalo Null adalah suatu tempat yang masih kosong yang belum berisi suatu nilai. Lalu gimana bentuknya? Dimana tempatnya? Gimana rasanya? Apa warnanya? Kapan waktunya? Banyak sekali pertanyaan, tapi sedikit sekali jawabannya. “Saya sendiri pun tidak tahu”, untuk mencari “gimana? Dimana? Apa? Kapan? Kita harus kembali lagi ke SEMBILAN lubang. Sering-sering kunjungi dan perhatikan lubang-lubang tersebut, jangan sampai kita memasukkan nilai yang sia-sia. Ach masa sich…?? Ach iya donk…!!!